Meninggal Ketika Menuntut Ilmu
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Meninggal Ketika Menuntut Ilmu adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. pada Kamis, 17 Ramadhan 1442 H / 29 April 2021 M.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
من جاءه الموت وهو يطلب العلم ليحيي به الإسلام فبينه وبين الأنبياء في الجنة درجة النبوة
“Barangsiapa yang ketika datang kepadanya kematian dia sedang menuntut ilmu dengan tujuan untuk menghidupkan Islam, maka antara dirinya dan para Nabi ‘Alaihimush Shalatu was Salam di surga nanti ada derajat kenabian.” (HR. Ibnu Abdil Barr)
Riwayat ini dari Al-Hasan Al-Bashri, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jelas riwayat yang mursal (terputus). Makak ini juga bukanlah merupakan hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kata Ibnul Qayyim selanjutnya bahwa meskipun sanad hadits ini tidak shahih, akan tetapi maknanya tidak jauh dari kebenaran. Karena sesungguhnya derajat-derajat manusia yang paling tinggi di antara semua derajat adalah an-nubuwwah (kenabian), setelah itu tingkatan as-siddiqin (orang-orang yang benar dalam keimanan, ucapan dan perbuatannya), setelah itu adalah tingkatan asy-syahadah (orang-orang yang mati syahid), kemudian setelah itu orang-orang yang shalih secara umum.
Empat tingkatan manusia ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, akan dikumpulkan bersama orang-orang yang Allah telah sempurnakan nikmat bagi mereka dari kalangan para Nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid, orang-orang shalih secara umum. Dan mereka adalah sebaik-baik teman.” (QS. An-Nisa[4]: 69)
Inilah sebabnya kenapa riwayat tadi dikatakan tidak jauh dari kebenaran. Yaitu barangsiapa yang menuntut ilmu dengan tujuan untuk menghidupkan Islam -setelah memahami maka mengamalkan pada dirinya, kemudian mendakwahkannya agar manusia mengenalnya dan berpegang teguh dengan keindahan Islam-, maka dia termasuk orang-orang yang siddiq. Dan kedudukannya adalah kedudukan para Nabi ‘Alaihimush Shalatu was Salam.
Dinukil dari para ulama salaf tentang pernyataan Imam Ibnul Mubarak Rahimahullahu Ta’ala yang pernah mengatakan:
لا أعلم بعد النبوة درجة أفضل من بث العلم
“Aku tidak mengetahui setelah tingkatan kenabian kedudukan yang lebih utama dibandingkan orang-orang yang menyebarkan ilmu.”
Maka orang yang belajar ilmu agama kemudian menyebarkan dengan pemahaman yang benar kepada manusia, ini adalah tingkatan yang paling mulia setelah tingkatan para Nabi dan Rasul ‘Alaihimush Shalatu was Salam. Oleh karena itulah para ulama disebut sebagai ورثة الأنبياء (pewarisnya para Nabi). Karena mereka mewarisi ilmunya para Nabi kemudian juga mewarisi tugas mereka dalam hal menghidupkan Islam.
Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50161-meninggal-ketika-menuntut-ilmu/